Whitewater Rafting, Cicatih, Sukabumi

Yeah, ini sebenernya post yang tertunda. Udah pingin nulis dari sejak kejadian tapi ada aja yang bikin batal. Jadi alkisah, pada tanggal 17 Maret 2012 lalu, saya sama temen2 seangkatan kuliah (Anonims – Angkatan Nol Enam Information System) yang sama2 terdampar di Jakarta akhirnya mewujudkan salah satu “Aiyoo event” kami. Apakah gerangan Aiyoo event itu? Jadi, di angkatan kami ada sebuah kebiasaan yang kadang terbawa sampai sekarang. Sering banget kami merencanakan keluar bareng atau ngadain acara, tapi batal terlaksana gara2 entah apa sebabnya. Dan setiap kali ide buat keluar bareng itu muncul, pasti kami bakal menyampaikan ke teman2 yang lain dengan diikuti kata “Aiyoo”. Karena itulah, setiap kata aiyoo diucapkan, asumsinya ide itu bakalan menguap begitu saja. Nah, beberapa minggu lalu, akhirnya Aiyoo event yang dimulai dari postingan twitter @nindanurahma, @sigitananda dan Hatta akhirnya beneran terlaksana, salah satunya berkat kegigihan saudara Hatta tersebut sebagai koordinator. Meskipun sebelumnya sempet diwarnai drama terancam batal dan mundur satu2. Apakah Aiyooo event-nya? Rafting atau Arung Jeram di Sungai Cicatih, Sukabumi.

Kami pakai jasa pemandu dari Riam Jeram. Untuk biaya total, sudah termasuk transport PP Jakarta – Sukabumi, peralatan, pemandu, snack dan lunch, jarak 21 km Rp. 420.000,-. Buat yang pingin tahu detailnya bisa tanya langsung yah. Kami berangkat ber-13, pakai kendaraan L-300 (bener ga sih?) jam 05.30 pagi, sampai di kantor Riam Jeramnya kira2 jam 08.30, lalu perjalanan turun ke site, dan baru mulai kira2 jam 9. Karena saya sama beberapa temen cewek ga punya sendal gunung, dan kayaknya kalau pakai sepatu keds agak maksa, akhirnya kami beli sandal gunung yang dijual di depan kantornya seharga 60rebu. Yaudahlah gapapa, daripada kepleset. Semua barang2 berharga yang kita bawa dikumpulin dan ditinggalin di kantor ini. Kalau bisa sih, semua barang berharga termasuk cincin dilepas. Insyaallah aman. Yang unik, buat menuju site dari kantor peserta diangkut pake angkot yang kayaknya mesinnya udah dimodif, karena jalannya off-road banget. Orang hamil tua bisa langsung brojol aja kalo ikutan naek angkotnya. Nyampe di site, semua peserta dibagiin peralatan yang terdiri dari pelampung, helm sama dayung dan di-briefing tentang aturan2 keselamatan. Tiap perahu berisi 4-5 orang dan didampingi sama 1 pemandu. Saya yang ga bisa renang udah mikir yang enggak2 aja selama briefing. Eh, ternyata aman koq selama kita ngikutin instruksi dari pemandu kita, ga aneh2 dan ga panik. Just have fun.

Momen sebelum saya ketiban Pemandu yang terbang melayang

Basically, saya bukan orang yang suka ambil resiko atau menantang bahaya. Jadi keputusan ikut rafting kemaren sebenernya lebih modal nekat aja sih, dan udah luar biasa banget buat saya. Why? I have no idea. But you know what, Saya ga nyesel sama sekali! Pengalaman yang ga bakal bisa dibayar. Meskipun di tengah salah satu jeram yang cukup gede saya sempat ketibanan pemandu kami yang terbang melayang karena perahunya nungging sampai kaki kanan saya biru2. Rasanya puasss banget bisa teriak2 dan menggila dengan cara lain bareng temen2. Cerita2 nostalgia sepanjang perjalanan. Pemandangan alam yang masih lumayan asli dan indah banget di sekitar sungai. Ngelihat gimana temen2 saya menyalahgunakan dayung buat tujuan yang susah dijelaskan disini saat briefing sementara tim yang laen pasang muka serius semua. Momen gila pas salah satu temen cewek saya, Ikhe, jatuh dari perahu dan temen cowok yang seperahu sama dia, Gabriel sama Fajar malah teriak2 panik tapi ga nolongin (dan Gabriel malah goyang2 pantat -.-“). Atau pas Gibol sempet tenggelem di bawah perahu selama beberapa lama, dan kata2 pertama yang dia ucapin pas udah berhasil diangkat adalah “Sandalku!!”. Momen yang ga terlupakan ketika saya akhirnya terprovokasi buat terjun dari atas batu gede setinggi kira2 2 m (iya, emang sih ga tinggi2 amat) ke sungai meskipun awalnya takut setengah mati, dan akhirnya panik dan pegang Achie sampe dia ikutan keseret arus *ampun booss*. That was sick! That was a great leap for me. And I did it.

Sebenernya salah satu motivasi saya buat nekat ikutan kemaren dan termasuk yang keukeuh bertahan meskipun sempet hampir batal adalah kemungkinan terlaksananya lagi acara2 kayak gini ke depannya itu kecil banget. Apalagi sekarang temen2 saya sudah mulai banyak yang bakal berkeluarga, termasuk sang koordinator. Makanya sambil bercanda kami bilang kalau acara rafting ini juga sebagai Bachelor Party buat dia. Heheheh. Entah kapan lagi kami bisa kumpul melancong dengan personil yang lumayan banyak kayak kemaren. Berasa jadi mahasiswa2 bandel lagi, yang ga perlu jaim2 sok dewasa untuk sementara waktu. So while we’re still young, we should live our life the best we can. Nyoba hal2 baru yang mungkin belum pernah terpikir sebelumnya. Mumpung masih belum ada hal lain yang jadi prioritas buat saya. It was a blast! Saya sama beberapa temen cewek single *iye, mesti disebutin* setelah ini masih merencanakan satu trip lagi sebenernya.  Semoga aja bisa terlaksana. Can’t wait for it. See you on my next adventure.. 🙂

NB: buat foto2 lengkap ada di google+ Facek.

Berasa di Lord of The Rings (versi Sukabumi)
ini sebelum kami terjun dari batu

13 thoughts on “Whitewater Rafting, Cicatih, Sukabumi

  1. “Pengalaman yang yang ga bakal bisa dibayar” yang nya ditulis 2 kali!! :))
    oh iya, wait for my email ya about the next plan 😉

  2. Ayo event sejak kapan jadi Alay Ras? Aiyoo event wkwkwkwk…

    Eh komen yang ini :
    “Ngelihat gimana temen2 saya menyalahgunakan dayung buat tujuan yang susah dijelaskan disini saat briefing sementara tim yang laen pasang muka serius semua”

    kenapa ga dijelasin sih slepet slepet itu?

Wanna say something?