I still have stories.

I told myself I would live a life where I don’t have to lose anyone.

I told myself I wouldn’t live a fun life.

I told myself I would live a life where I don’t dream of the future.

Ever since then, I’ve never had a comfortable sleep, I’ve never made jokes, I’ve never played the piano, and I’ve never loved anyone.

Until you crash landed into my world one day.

That’s how I have lived.

But now, I have changed.

Even if I have to worry about losing you every day, I want to have you in my life.

Even if it breaks my heart because it’s a dream that can’t come true, I’d like to sincerely dream of the future.

So please live.

Please live and listen to my words.

I still have stories that I haven’t told you yet.


Ri Jeong Hyeok – Crash Landing On You Episode 14.

My Korean Drama Recommendation List, And Just Trying To Hold My Sanity Intact in Mini Apocalypse.

Hi Everyone! Wow it’s been a full year without a single post! And now, in late March, we’ve suddenly arrived in the apocalypse. Well, kind of. Oke saya akan nulis dalam Bahasa Indonesia aja deh (mostly), biar ga pada males bacanya. Hehe. Jadi, dalam kurun waktu sekitar 4 bulan, tiba2 keadaan dunia berubah total (saya ga akan ngebahas lebih jauh tentang ini, terlalu morbid untuk postingan pertama setelah setahun). Sebagian besar penduduk bumi sekarang lebih memilih (atau terpaksa) tinggal di dalam rumah. Meskipun mungkin ada sebagian lagi yang tidak bisa memilih untuk tinggal di rumah demi menunaikan tugas mulia. I was among the privileged who can choose to stay indoors. Saya bersyukur saya diberi kemudahan untuk memilih tinggal di rumah, atau saat memang diperlukan baru ke kantor. Beberapa kerjaan saya memang bisa dikerjakan dari rumah. Tapi pastinya masih banyak waktu luang yang tersisa, terutama buat saya yang masih berdua aja di rumah. Saat waktu luang, akhir2 ini saya mulai nggambar lagi.  Mengasah hobi, dan mengurangi pikiran aneh2 karena kelamaan di rumah (semoga bisa posting lagi). Selain itu, of course, nonton. Selain film, Korean variety shows, juga pastinya Korean Drama. Yang mau saya bahas disini tentang Korean Drama. Tujuannya sih ngasih rekomendasi Korean Drama yang menurut saya bagus untuk dipake ngisi waktu di rumah, selain untuk mengalihkan pikiran tentang keadaan di luar sana.

Kebanyakan yang hobi nonton drama Korea itu cewek2, termasuk Ibu2, yang biasanya bikin cowok2 atau Bapak2 pada sewot, karena pasangannya jadi halu, mengharap pasangannya super sweet semacam Oppa2 atau dedek2 ganteng di drama Korea. Saya ga bisa bener2 membantah aspek kehaluan ini sih, karena memang ada yang terlalu menghayati sampai menimbulkan konflik pasangan. Kalau saya? Dulu sih iya, waktu masih single, sering berharap tetiba nabrak mas2 ganteng yang keliatan dingin di luar tapi dengan hati Hello Kitty, terus dia diam2 terpesona tapi galak sama kita. Well, sometimes it happened in real life, but mostly 80% less dramatic. Setelah saya menikah (hampir 3 tahun sekarang), tujuannya kalau nonton yang romance lebih karena hidup saya yang lebih stabil sekarang (yang harus disyukuri), jadi kalau butuh drama dalam hidup mending nonton daripada ngerasain sendiri.

Yang banyak non penikmat drama ga tahu, genre Korean Drama itu beragam banget! Ga cuma cinta2an pake pemanis buatan. Mulai thriller, procedural, workplace drama, family drama, etc. di bawah ini akan saya list beberapa drama yang lumayan berkesan buat saya, berdasarkan genre, dengan rating berdasarkan opini pribadi saya, dan mungkin sekilas pendapat kalau saya masih inget. Oiya, drama2 yang sudah pernah saya list disini ga saya masukin lagi ya, kepanjangan. It’s gonna be a pretty long ride, so hold tight!

Read More »

Wedding Items Part 2.

Okay, because I’ve made the last post part 1, so I think I should’ve made a part 2 post. Dan karena saya mencurahkan waktu, tenaga, darah (literally) dan air mata untuk menyelesaikan  wedding item yang satu ini, jadi rasanya harus diabadikan dalam postingan blog.

Jadi, waktu mulai merancang wedding, saya sudah bertekad kalau saya ogah pakai baju pengantin yang larger than life. Saya maunya baju pernikahan saya simpel, tapi tetap berkesan dan sesuai sama kepribadian saya (meskipun sampai sekarang masih belum nemu jati diri). Suatu hari saya sama Ibu+Papa+Adik (sebagai WO merangkap supir) jalan2 ke Jembatan Merah Plaza, yang di Surabaya dikenal sebagai salah satu pusat grosir kain. Nah, sebelumnya, saat mau menentukan warna tema, somehow saya tertarik dengan warna pink salmon, atau dusty pink, atau sekitaran itu, dan kebetulan, waktu kami ke JMP, saya nemu kain brokat cantik dengan warna yang sesuai banget dengan yang saya mau.

Setelah dapat kain, saya langsung buka pinterest, dan cari model baju pengantin muslim, karena saya maunya pake rok, bukan kain jarit Jawa. Setelah nemu model, langsung deh cari penjahit baju manten yang oke di Mojokerto. Kenapa di Mojokerto? Karena ongkos jahitnya pasti lebih murah. Dan bener dong, dengan hasil yang cocok buat saya, ukurannya pas, ongkosnya ± 500.000 rupiah saja! Score! Tapi memang bener2 cuman jahit bajunya, tanpa payetan, karena saya punya ide gila, yaitu: MAU JAHIT PAYET BAJU PENGANTIN SENDIRI. Iya, GILA. Kalau dipikir2 sekarang masih ga percaya saya nekat mau payet sendiri dengan jangka waktu yang ± cuma 2 bulan, dengan pengalaman minim soal payet memayet. Kalau masalah jahit menjahit sih udah biasa (jahit tangan, bukan pakai mesin). Yang pasti, yang ada dalam otak saya, setelah ngobrol dengan salah seorang senior di kantor, payet baju sendiri itu memungkinkan. Dia dulu beli swarovski asli (khusus untuk payet, jadi ada lubangnya) di Toko Renda Senayan City dan jahit payet sendiri baju akadnya, sambil dicicil pelan2 kalo di kantor lagi ga terlalu sibuk. Jadi saya jalan2 deh ke Toko Renda yang sekarang berubah nama jadi Torenda, di lantai 4 Senayan City. Disana bisa milih berbagai macam swarovski dengan berbagai bentuk dan berbagai warna. Bisa kalap kalau liat langsung.

Masalah selanjutnya setelah baju pengantin selesai dijahit dan swarovski sudah didapat adalah: mau payet model pegimane? Awalnya bayangan saya swarovskinya cukup ditempel aja diatas kain brokat, semacam sprinkle gitu. Major fail. Dari jauh ga kelihatan dan brokatnya kurang support untuk kristal yang agak besar. Akhirnya saya minta tolong sama temen kantor+ salah satu bridesmaid saya, Eni, buat ide desain. Dia jago gambar desain baju. Dan keluarlah solusi, payet swarovski akan disebar diatas renda bordir nuansa emas, dengan motif bunga.

Jadilah saya seret2 Eni dan Puspa (seksi dokumentasi sesi jahit) buat nemenin saya berangkat ke Thamrin City sepulang kantor buat cari renda bordir, karena harga renda disana lebih murah dibanding Pasar Mayestik (tapi kualitas renda di Pasar Mayestik memang jauh lebih bagus). Untuk tahapan awal saya dibantuin temen2 seruangan buat gunting+nempel renda bordirnya sesuai desain gambar awal pakai jarum pentul (iya, di ruang rapat kantor waktu longgar). Rencananya adalah semua pola renda akan saya jahit terlebih dulu, baru saya akan tempel swarovski di titik2 tertentu buat aksennya. Yang kemudian saya sadari adalah, swarovski yang saya beli pertama kali masih jauh dari cukup, and I ended up buying more and more, and more. Jadi, biaya beli swarovski akhirnya jauh lebih besar dibandingkan biaya beli kain+jahit bajunya. Oh, well. saya sih belinya nyicil, pas ada duit nambah lagi.

Saya ngebut jahitnya waktu sepulang kantor atau weekend. Dan saat itulah saya menyadari kalau saya beneran ambisius tentang ide “jahit payet baju pengantin sendiri” ini. Saat waktu semakin mepet saya udah hampir putus asa dan kepikiran buat kasih aja ke penjahit profesional di Blok M atau Mayestik. Tapi hati saya rasanya ga rela, because I know I can do it. And I DID DO IT! Sayangnya foto2 disini ga bisa menggambarkan kalau kristalnya berkilauan saat kena cahaya. Bisa dilihat di video sih (tapi belum upload juga sampai sekarang).

Kesimpulannya dari pengalaman saya, GA USAH TERLALU AMBISIUS kalau lagi nyiapin pernikahan, karena bakal banyak faktor yang bisa bikin Bride itu stress, dan memutuskan untuk payet baju sendiri itu cari masalah namanya. Tapi Alhamdulillah baju saya bisa selesai tepat waktu (dengan penuh drama), dan saya bisa bangga karena pernah nekat jahit payet baju pengantin sendiri dan berhasil. Because I plan to do it only once anyway.

I guess this is it for my wedding posts. I don’t think I can write about it in another post. I have something else to write about (hopefully) soon. See you!

Relationship Goals

You’re not easy going, but you’re passionate. And that’s good.
And when you get upset about little things, I think that I’m pretty good at making you feel better about that. And that’s good too.
So they can say that you’re high maintenance, but it’s okay, because I like… maintaining you.

Chandler to Monica.

Drama Addiction.

Okay, this gonna sound very unimportant but lately, I’ve been digging through some Korean dramas in a high intensity, by finishing 5 dramas in just 2 weeks. One of the reason was my lack of workload in the beginning of the year, and how Mr. Peculiar is so very busy on the contrary, which make me feel like I should just stay focus on something to distract my attention before I become a weepy paranoid nagging person. Even though his first reaction when I told him that I drown myself in dramas was the ultimate guys perspective about dramas: “Can you cut down on watching drama? You’ve became weird lately”. Euumm.. thanks? My 2 TB hard disk drive has been my super best friend, which made me become a Korean drama addict for the time being. I’ll give some of the dramas my own personal rating, not much of a synopsis because you can check the synopsis in so many other sites. And just for some insights, I’m very picky about dramas. I usually stop watching when the story gets too draggy and cheesy, or centered only in the characters love triangles (admit it, almost every drama has one).

Read More »