Love – Part 9. Yes, We Can be Singles and Just Friends.

Hello everyone. Tulisan ini muncul setelah pembicaraan larut malam dengan salah seorang sahabat saya.

It started when I posted a digital drawing using a gadget called ga***y note, which isn’t mine. Jadi teman saya yang awalnya nanyain gambar, terus nanyain apakah saya beli gadget baru? Waktu saya bilang, bukan itu gadget teman kantor saya, dia lanjut jawab: “ciee, siapa tuh…” (harap dicamkan bahwa pembicaraan ini tidak akurat, as per usual with all my other posts). Saat itulah muncul celetukan saya: “susah ya jadi cewek single, dicurigain mulu”. No hard feelings for her because I know she really means well, and we’re very close so it’s acceptable. But, some other people are thinking that they can make that kind of comment even though they don’t know the other person very well.

Well, that’s the truth for many of us singles, that every time we had an interaction with our opposite sex or any possible romantic partner, people will almost automatically assume that we want to mate (for lack of better words). Bahkan dengan posting foto platonis berdua bareng salah satu junior kampus saya yang cowok dan single, saya dapat komentar: udah, sama dia aja, pantes kok, cocok kok, dia baik kok, bla, bla, bla.

Yang saya permasalahkan sebenarnya lebih ke asumsi bahwa semua orang single itu pasti sedang mencari pasangan. Actively searching. Like, turning every rocks to find another single available person to be the one. Semacam ga bisa lihat cowok/cewek single dianggurin, maka cewek/cowok single lain pasti akan berusaha menjadikan mereka pasangan.

Flash news, ADA lho orang-orang yang memang, honestly, truthfully, enjoying being single. Banyak lho single yang memang nyaman aja berteman dengan opposite sex tanpa berpikir untuk menjadikan mereka calon potensial. Dengan banyaknya komen-komen semacam itu, kadang yang berteman biasa-biasa aja jadi canggung karena takut dicurigain. Single dan tidak kesepian itu sangat bisa dilakukan kok. Single by choice adalah suatu hal yang memang benar-benar ada, bukan mitos atau pembenaran dari kaum single. Being in a relationship doesn’t make anybody becoming superior, especially if you’re in a crappy one. Being happy in a relationship is a good thing, but being single and happy is something to be proud of too.

Kalau berargumen bahwa itu bentuk perhatian atau doa, mbok ya ditanya dulu sama yang bersangkutan, apakah dia nyaman dan ga keberatan dengan perhatian semacam itu? Atau mendingan, sekalian deh ditawarin dikenalin sama yang memang sedang mencari kalau bersedia. Jangan berasumsi bahwa defaultnya manusia single itu mencari jodoh.

Mungkin saya harus sampaikan juga kalau saya belum sampai tahap sebel sih sama perhatian semacam ini. I just brush it off, for now. Cuma jadi semakin mencermati, betapa rikuhnya jadi manusia single, mau foto bareng atau pinjem gadget aja dicurigai…

6 thoughts on “Love – Part 9. Yes, We Can be Singles and Just Friends.

  1. “Being in a relationship doesn’t make anybody becoming superior, especially if you’re in a crappy one. Being happy in a relationship is a good thing, but being single and happy is something to be proud of too.” – Saras. Suka banget sama kata2 ini ya, tak terungkapkan. haha. Those of you in a crappy relationships and still thinking so highly and superior of yourself, please think again why you are in those crappy relationship other than being single and happy. =))

  2. Kamu sempet masuk kantorku nduk, beeh..langsung banyak yg ngasi tawaran mau dikenalin si ini si itu. Belum juga seminggu jadi anak baru, lgsg ditanya bu bos: ‘kamu sdh punya pacar belum? Mau saya kenalin ponakan temen saya?’ #truestory
    Kantorku serupa biro jodoh terselubung. Kalo mau cari jodoh, pindah mcd batam ae :))))

Leave a reply to Riska Asriana Cancel reply